Tanggung
jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan
sebuah konsep dimana perusahaan mengintegrasikan kepedulian sosial dan
lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksi mereka dengan para pelaku kepentingan secara sukarela (European Commision, 2011).
Di
Indonesia, kewajiban melakukan tanggung jawab sosial perusahaan sudah tercatat
di UU No. 40 tahun 2007 pasal 74 tentang Perseroan Terbatas (UU PT) dan
Undang-Undang No. 25 tahun 2007 pasal 15(b) dan pasal 16 (d) tentang Penanaman
Modal (UU PM) yaitu: “Setiap
perseroan atau penanam modal diwajibkan untuk melakukan sebuah upaya
pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan yang telah dianggarkan dan
diperhitungkan sebagai biaya Perseroan. Kebijakan ini juga mengatur sanksi bagi
perusahaan yang tidak menjalankan kewajiban tersebut ”.
Tanggung
jawab sosial perusahaan terhadap lingkungan merupakan hal yang penting bagi
setiap perusahaan untuk dapat mengatur, mengolah dan mempergunakan lingkungan
sebaik-baiknya untuk tidak hanya menguntungkan dan meningkatan efisiensi bisnis
setiap perusahaan, namun juga bagi lingkungan dan dampak sosial di masa yang
akan datang.
Beberapa
aspek yang biasanya menjadi tanggung jawab social perusahaan antara lain :
Pelayanan
sosial,
Pendidikan,
Kesehatan,
Kedaruratan,
Lingkungan,
Ekonomi Produktif,
Seni, Olahraga dan Pariwisata,
Pembangunan prasarana perumahan.
Kita
pernah mendengar bahwa beberapa perusahaan (baik swasta maupun BUMN) mengadakan
program lingkungan, baik itu pengadaan sanitasi, pengadaan air bersih ataupun
gerakan penghijauan. Itu semua merupakan contoh kegiatan tanggung jawab sosial
perusahaan terhadap konsumen dan lingkungan.
1.
Benturan dengan kepentingan masyarakat
Setiap perusahaan mempunyai bermacam-macam benturan yang mereka alami baik itu
tingkatan kecil, sedang, hingga ke tingkat yang tinggi. Setiap kali suatu
perusahaan berproduksi selalu menghasilkan produk yang diinginkan sesuai dengan
keinginan pasar namun di balik itu semua suatu perusahaan juga memproduksi
limbah pencemaran dan polusi yang merugikan masyarakat sekitar seperti polusi
udara , air ,limbah , suara bahkan mental kejiwaan masyarakat dapat terganggu.
Klasifikasi Aspek Pendorong Tanggung Jawab Sosial
a. Dorongan dari pihak luar ( lingkungan masyarakat )
b. Dorongan dari dalam bisnis itu sendiri ( sisi humanisme pebisnis yang
melibatkan rasa, karsa, dan karya yang ikut mendorong diciptakannya etika
bisnis yang baik dan jujur).
2.
Dorongan Tanggung Jawab Sosial
Klasifikasi masalah sosial yang mendorong pelaksanaan tanggung jawab sosial
pada sebuah bisnis sebagai berikut :
1. Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan
Kegiatan intern yang muncul bersifat sangat kaku , keras , zakeliyk ( saklek )
, birokratik , dan otoriter. Hubungan yang kurang manusiawipun kerap terjadi
antara perusahaan dengan pihak luar ( pelanggan , masyarakat umum )
Manfaat Penerapan Manajemen Orientasi Kemanusiaan
a. Peningkatan moral kerja karyawan yang berakibat membaiknya semangat dan
produktivitas kerja.
b. Adanya partisipasi bawahan dan timbulnya rasa ikut memiliki sehingga
tercipta kondisi manajemen partisipatif.
c. Penurunan absen karyawan yang disebabkan kenyamanan kerja sebagai hasil
hubungan kerja yang menyenangkan dan baik.
d. Peningkatan mutu produksi yang diakibatkan oleh terbentuknya rasa
kepercayaan diri karyawan.
e. Kepercayaan konsumen yang meningkat dan merupakan modal dasar bagi
perkembangan selanjutnya dari perushaan.
2. Ekologi dan Gerakan Pelestarian Lingkungan
Ekologi yang menitikberatkan pada keseimbangan antara manusia dan alam
lingkungannya banyak dipengaruhi oleh proses produksi. Contohnya maraknya
penebangan hutan sebagai bahan dasar industri perkayuan , perburuan kuit ular
yang diperuntukkan industri kerajinan kulit dan penangkapan ikan menggunakan
bahan peledak.
3. Penghematan Energi
Pengurasan secara besar – besaran energi yang berasal dari sumber daya alam
yang tidak dapat diperbaharui seperti batu bara , minyak dan gas telah banyak
terjadi. Yang dapat disebut dengan sumber energi alternatif diantaranya adalah
pemanfaatan tenaga surya , nuklir , angin , air serta laut. Namun di Indonesia
sendiri pemanfaatan sumber energi alternatif masing jarang di gunnakan.
4. Partisipasi Pembangunan Bangsa
Kesadaran masyarakat pebisnis terhadap suksesnya pembangunan sangat diperlukan
karena akan membantu pemerintah menangani masalah pengangguran dengan cara ikut
melibatkan penggunaan tenaga kerja yang ada sebagai bentuk tanggung jawab
sosial pada lingkungan sekitar perusahaan beroperasi.
5.
Gerakan Konsumerisme
Awal perkembangannya tahun 1960-an dinegara barat yang berhasil memberlakukan
undang – undang perlindungan konsumen yang meliputi beragam aspek mulai dari
perlindungan atas praktik penjualan paksa sampai pemberian ijin lisensi bagi
para petugas reparasi alat rumah tangga.
3. Etika Bisnis
Merupakan penerapan secara langsung tanggung jawab sosial dalam suatu bisnis
yang timbul dari dalam perusahaan itu sendiri. Etika pergaulan dalam
melaksanakan bisnis disebut etika pergaulan bisnis. Etika bisnis sangat di
perlukan dalam menjalankan kelangsungan hidup perusahaan karena jika suatu
perusahaan tidak melaksanakan etika bisnis maka perjalanan hidup perusahaan itu
pun akan hancur sedikit demi sedikit bahkan ada yang langsung tutup.
1)Hubungan Antara Bisnis dengan Langganan / Konsumen
Merupakan pergaulan antara konsumen dengan produsen dan paling banyak ditemui.
Karena dalam kenyataan yang ada produsen lah yang membutuhkan konsumen bukan
konsumen yang membutuhkan produsen, karena konsumen merupakan aset berharga
produsen.
2)Hubungan Dengan Karyawan
Meliputi penerimaan, pelatihan, promosi, transfer, demosi maupun pemberehentian
(PHK). Semua itu tergantung dari kualitas masing-masing tenaga kerja.
3)Hubungan Antar Bisnis
Merupakan hubungan yang terjadi diantara perusahaan , baik perusahaan kolega ,
pesaing , penyalur , grosir , maupun distributor.
4) Hubungan Dengan Inversor
Pemberian informasi yang benar antar investor sangat berguna untuk mengetahui
info yang sedang up date.
5)Hubungan
Dengan Lembaga – Lembaga Keuangan
Merupakan hubungan yang bersifat financial , berkaitan dengan penyusunan
laporan keuangan dan perpajakan. Perusahaan yang baik selalu melaporkan laporan
keuangan yang benar kepada Dirjen Pajak.
4. Bentuk-bentuk tanggung jawab sosial suatu bisnis
Penjabaran dari kepedulian sosial dari suatu bisnis berbentuk pelaksanaan
tanggung jawab sosial bisnis. Itu dapat dilihat bahwa semakin tinggi tingkat
kepedulian sosial suatu bisnis maka semakin meningkat pula pelaksanaan praktek
bisnis etik dalam masyarakat.
Beberapa
bentuk pelaksanaan tanggung jawab sosial yang dapat kita temui di indonesia
adalah sebagai berikut :
a. Pelaksanaan Hubungan Industrialis Pancasila (HIP).
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB) merupakan bentuk pelaksanaan yang telah banyak
dijalankan pengusaha dengan karyawannya dan dituangkan dalam buku. Dimana
diatur kewajiban dan hak masing-masing pihak. Beberpa contoh hak karyawan
adalah seperti cuti, tunjangan hari raya, dan pakaian kerja.
b. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Penanganan limbah industri sebagai bagian dari produksi sebagai bentuk
partisipasi menjaga lingkungan.
c. Penerapan Prinsip Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (k3)
Penekanan pada faktor keselamatan pekerja dengan mempergunakan alat-alat yang
berfungsi menjaga keselamatan, seperti topi pengaman, masker pelindung maupun
yang lainnya.
d. Perkebunan Inti Rakyat (PIR).
Sistem perkebunan yang melibatkan perkebunan besar milik negara dan kecil milik
masyarakat. Perkebunan besar berfungsi sebagai inti dan motor penggerak
perkebunan dimana semua bahan bakunya diambil dari perkebunan kecil
disekitarnya yang berfungsi sebagai plasma.
e. Sistem Bapak Angkat-Anak Angkat.
Sistem ini melibatkan pengusaha besar yang mengangkat pengusaha kecil/menengah
sebagai mitra kerja yang harus mereka bina. terkadang hal ini menyebabkan
masalah kepada pengusaha besar, oleh karena itu dibutuhkan kesadaran tinggi
dalam pelaksanaannya.
Tanggung
jawab sosial (sosial responsibility).
Etika mempengaruhi perilaku pribadi di lingkungan kerja atau suatu usaha bisnis
untuk menyeimbangi komitmennya terhadap kelompok dan individu dalam
lingkungannya.
Contoh : Bertanggung jawab terhadap investor, untuk memaksimalkan profit,
karyawan, konsumen dan bisnis lain.